BANYUWANGI, BD
- Wacana pemecahan wilayah Kabupaten Banyuwangi menjadi 2 Kabupaten,
yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Blambangan yang saat ini
dibahas oleh DPRD Banyuwangi, rupanya mendapatkan penolakan keras dari
masyarakat Banyuwangi sendiri. Masyarakat menilai pemecahan tersebut
hanya membuang biaya dan tidak akan mensejahterakan masyarakat.
“Perlu banyak pertimbangan dari banyak
sisi atau aspek untuk dilakukan pemekaran atau pemecahan Kabupaten
Banyuwangi. Mulai dari aspek sejarah, aspek pelayanan public, aspek
efisiensi anggaran kepada aparatur pemerintah, aspek kultural dan masih
banyak lagi,” ujar Budianto, masyarakat Banyuwangi, saat diwawancarai wartawan, Rabu (11/09/2013).
Menurutnya, saat ini tidak perlu lagi
membahas munculnya wacana pemecahan untuk Kabupaten Banyuwangi. Namun
yang perlu dibahas adalah perbaikan pelayanan public, peningkatan indeks
ekonomi dan pemerataan pembangunan.
“Pemecahan Kabupaten Banyuwangi menjadi 2
tidak menjamin wilayah yang dipecah akan lebih baik. Banyak pemekaran
yang dilakukan diluar Jawa yang dinilai gagal dalam mengembangkan
wilayahnya,” imbuhnya.
Budianto juga menilai, banyak
daerah-daerah yang dipecah dan terlalu kecil serta tidak memiliki
kemampuan ekonomi yang besar saat ini kurang mandiri. Pemerintahan yang
mandiri harus memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi.
Sehingga tidak terlalu menggantungkan dana dari Dana Alokasi Umum (DAU)
dari Pemerintah pusat.
Budianto menambahkan, saat ini yang
perlu dilakukan adalah memperbanyak unit-unit diwilayah daerah selatan
Banyuwangi. Unit-unit tersebut nantinya akan mendekatkan pelayanan
masyarakat urusan birokrasi pemerintahan.
Selain itu, untuk mewujudkan pemekaran
wilayah Banyuwangi pasti akan berdampak pada pengeluaran banyak biaya.
Semisal, pendirian Ibukota Kabupaten, yang membutuhkan dana yang tidak
sedikit.
“Daripada membuang biaya dan membangun
lagi Kabupaten baru, lebih baik anggaran tersebut dilakukan untuk
memperbanyak unit yang ada di wilayah selatan Banyuwangi,” tambahnya.
Dirinya juga menuding munculnya wacana
tersebut lantaran adanya beberapa aspek. Mulai dari kepentingan
kekuasaan, kepentingan ekonomi diwilayah selatan dan adanya gunung
Tumpang Pitu yang mengandung mineral emas. Pihaknya meminta kepada
pengambil kebijakan untuk tidak gegabah melakukan pembahasan terkait
dengan pemecahan Kabupaten Banyuwangi.
“Menurut budayawan, Banyuwangi ini adalah Tamansari Nusantoro atau
miniatur dari Nusantara. Banyak macam ragam di Banyuwangi ini. Kalau
miniaturnya saja terpecah pecah, bagaimana jika Nusantaranya terpecah?”
tandas pria penyuka gandrung ini. [soj,af/ded
Tidak ada komentar:
Posting Komentar