Kamis, 12 September 2013

BANYUWANGI AKAN DI PECAH JADI DUA WILAYAH



 BANYUWANGI, BD - Wacana pemecahan wilayah Kabupaten Banyuwangi menjadi 2 Kabupaten, yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Blambangan yang saat ini dibahas oleh DPRD Banyuwangi, rupanya mendapatkan penolakan keras dari masyarakat Banyuwangi sendiri. Masyarakat menilai pemecahan tersebut hanya membuang biaya dan tidak akan mensejahterakan masyarakat.
“Perlu banyak pertimbangan dari banyak sisi atau  aspek untuk dilakukan pemekaran atau pemecahan Kabupaten Banyuwangi. Mulai dari aspek sejarah, aspek pelayanan public, aspek efisiensi anggaran kepada aparatur pemerintah, aspek kultural dan masih banyak lagi,” ujar Budianto, masyarakat Banyuwangi, saat diwawancarai wartawan, Rabu (11/09/2013).

Menurutnya, saat ini tidak perlu lagi  membahas munculnya wacana pemecahan untuk Kabupaten Banyuwangi. Namun yang perlu dibahas adalah perbaikan pelayanan public, peningkatan indeks ekonomi dan pemerataan pembangunan.
“Pemecahan Kabupaten Banyuwangi menjadi 2 tidak menjamin wilayah yang dipecah akan lebih baik. Banyak pemekaran yang dilakukan diluar Jawa yang dinilai gagal dalam mengembangkan wilayahnya,” imbuhnya.
Budianto juga menilai, banyak daerah-daerah yang dipecah dan terlalu kecil serta tidak memiliki kemampuan ekonomi yang besar saat ini kurang mandiri. Pemerintahan yang mandiri harus memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi. Sehingga tidak terlalu menggantungkan dana dari Dana Alokasi Umum (DAU) dari Pemerintah pusat.

Budianto menambahkan, saat ini yang perlu dilakukan adalah memperbanyak unit-unit diwilayah daerah selatan Banyuwangi. Unit-unit tersebut nantinya akan mendekatkan pelayanan masyarakat urusan birokrasi pemerintahan.
Selain itu, untuk mewujudkan pemekaran wilayah Banyuwangi pasti akan berdampak pada pengeluaran banyak biaya. Semisal, pendirian Ibukota Kabupaten, yang membutuhkan dana yang tidak sedikit.
“Daripada membuang biaya dan membangun lagi Kabupaten baru, lebih baik anggaran tersebut dilakukan untuk memperbanyak unit yang ada di wilayah selatan Banyuwangi,” tambahnya.

Dirinya juga menuding munculnya wacana tersebut lantaran adanya beberapa aspek. Mulai dari kepentingan kekuasaan, kepentingan ekonomi diwilayah selatan dan adanya gunung Tumpang Pitu yang mengandung mineral emas. Pihaknya meminta kepada pengambil kebijakan untuk tidak gegabah melakukan pembahasan terkait dengan pemecahan Kabupaten Banyuwangi.
“Menurut budayawan, Banyuwangi ini adalah Tamansari Nusantoro atau miniatur dari Nusantara. Banyak macam ragam di Banyuwangi ini. Kalau miniaturnya saja terpecah pecah, bagaimana jika Nusantaranya terpecah?” tandas pria penyuka gandrung ini. [soj,af/ded

Tidak ada komentar:

Posting Komentar