Kamis, 12 September 2013

BALITA BANYUWANGI IKUTI LOMBA BALITA SEHAT 2013



BALITA BANYUWANGI IKUTI LOMBA
BALITA SEHAT INDONESIA 2013 DI RSI FATIMAH 




BANYUWANGI, BD – Tepat di Aula Rumah Sakit Islam Fatimah pekan lalu alunan lagu, suara bayi dan anak sungguh terdengar merdu di telinga. Pasalnya, di tempat itu pula di selenggarakan lomba Balita. tampak pula ocehan bayi dan wajah - wajah imut para balita serta ibu- ibu dari berbagai Desa berkumpul menjadi satu. Para balita-balita tersebut bukan sekedar ngoceh tanpa sebab melainkan sedang mengikuti lomba Balita Sehat Indonesia 2013 yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Banyuwangi ( Dinkes).

Lomba ini merupakan salah satu proyeksi perkembangan program Harapan Keluarga Peduli Anak Sejak Dini (Harga Pas) serta Anak Tumbuh Optimal, Berkualitas dan Cerdas (Anak Tokcer) guna wujudkan MDG-s 2015. Lomba juga digunakan sebagai indikator peningkatan dari program tersebut.

Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga Dinkes Banyuwangi, dr. Juwana menjelaskan, dalam pelaksanaannya lomba balita sehat ini dibagi dalam 3 kategori kelompok umur. Yaitu kelompok umur 6 hingga 18 bulan 15 hari, 18 bulan 16 hari sampai dengan 3 tahun 15 hari. sedangkan kategori yang ketiga, umur 3 tahun 16 hari hingga 6 tahun.
Dalam penilainnya, balita peserta lomba akan diukur dalam segi pertumbuhan dan perkembangan. untuk pertumbuhan dinilai dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
Sementara dalam penilaian perkembangan anak, Indikator utamanya adalah gerak motorik halus dan kasar. Indikator itu sendiri terlihat dari kecerdasan serta kesehatan secara umum. Meliputi gigi, fisik umum seperti badan, lihat, dengar, ditambah pengamatan gangguan kesehatan mental emosional. "Nanti diajak bermain perkelompok umur dan akan diketahui hasilnya, apakah ada autis atau tidak”.
Perlombaan yang terlihat meriah ini diikuti oleh 45 puksesmas yang masing-masing mengirim 3 balita kelompok umur yang sebelumnya telah diseleksi.

Kegiatan ini selain merangsang peningkatan kinerja dari tingkat bawah, lomba ini juga sebagai upaya  pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pemenuhan gizi 1000 hari pertama mulai dari anak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. "Bukan maksudnya untuk menang-menangan tapi untuk tahu kualitas anak semakin baik. Sehingga perhatian orang tua, keluarga, lingkungan bisa fokus dalam pemenuhan gizinya," ungkapnya.

Meski Dinkes mengakui perkembangan balita sehat Banyuwangi sudah cukup baik. Namun pihaknya tetap merangsang masyarakat Banyuwangi untuk terus meningkatkan kemampuan dalam mengolah makanan bergizi bagi buah hati. Karena, penemuan terbaru di tahun 2013, sebanyak 217 balita Banyuwangi masih belum bisa lepas dari kasus gizi buruk.

Untuk menanggulanginya, Dinkes melatih 155 orang sebagai motivator gizi tingkat desa kelurahan. Dinkes miliki target pada 2014 akan ada 217 motivator gizi yang tersebar di seluruh kabupaten Banyuwangi. Sehingga motivator gizi bisa mengenal permasalahan gizi ditiap keluarga. Kasus gizi buruk memang sulit dihilangkan. Meskipun jumlahnya di Banyuwangi hanya 1.14 persen namun pihaknya terus mendorong agar kasus serupa bisa ditekan. "Harapan selalu kita dorong kesitu, karena ini hal kompleks yang perlu dukungan dari banyak pihak terutama pola asuh orang tua," pungkasnya kembali. [ ded/sj/dks/narto ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar