Kamis, 12 September 2013

ANGKA KELAHIRAN DI BANYUWANGI MASIH TERGOLONG TINGGI



ANGKA KELAHIRAN DI BANYUWANGI MASIH TRGOLONG TINGGI











BANYUWANGI, BD - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Timur lakukan mini survei (MS) di 38 Kabupaten/Kota, termasuk di Banyuwangi. Agenda MS dilaksanakan mulai hari  Rabu  kemarin (04/09/2013) hingga akhir September 2013 mendatang.

Kasubid Pengolahan Data dan Pelaporan, BPPKBN Banyuwangi, Sri Indrastuti menguraikan, meski jumlah pasangan usia subur (PUS) pengguna KB aktif dan KB baru di Banyuwangi pencapaiannya selalu melebihi target realisasi. Namun angka kelahiran masih tergolong tinggi.

Data BPPKB Banyuwangi menyebutkan, dalam sehari terjadi kelahiran di Banyuwangi sebanyak 65 kelahiran. Dan jika tidak melakukan pengendalian kelahiran maka diprediksi pada tahun 2030 akan terjadi ledakan penduduk. "Jadi meskipun ikuti KB tidak sedikit PUS miliki anak lebih dari dua, diharapkan bisa ditularkan ke PUS lain supaya pakai KB. (Tagline) "dua anak lebih baik" diganti "dua anak cukup" itu juga cara menciptakan mindset ke masyarakat kalo dua anak itu cukup, jadi ini penegasan," urainya saat berbincang dengan wartawan.

Wanita yang akrap disapa Iin menambahkan, data jumlah pengguna KB baru hingga Juli 2013 di Banyuwangi, total mencapai 39 ribu lebih PUS atau telah mencapai 75 persen dari jumlah yang ditargetkan. Kegiatan MS sendiri ditujukan untuk memperoleh angka peserta KB aktif representatif, pemakaian KB yang Rational Efektif Efisien (REE), pelayanan kontrasepsi, dan alasan PUS yang tidak ikuti program KB.

Untuk pelaksanaan MS, BPPKB Banyuwangi bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus (Untag) Banyuwangi yang telah menerjunkan 7 Mahasiswa pilihan yang lakukan survey. "Mereka bertugas lakukan survei dengan jumlah sampel blok sensus 40 desa pada 22 Kecamatan dengan jumlah sampel 1000 orang sampel PUS diantara umur 15 hingga 49 tahun," tuturnya.

Dekan FISIP Untag Banyuwangi Sri Wilujeng mengatakan, ketujuh mahasiswanya mulai lakukan MS mulai hari ini. Pihaknya, konsisten dan berperan aktif mendukung program pemantauan peserta KB aktif melalui MS yang merupakan survei berskala nasional. MS yang baru kali pertama digelar secara nasional ini juga untuk ketahui tingkat kesenjangan kesejahteraan ekonomi dan pendidikan responden. "Tentu kedepan hasilnya berguna untuk Pemerintah terutama Banyuwangi untuk penentuan kebijakan semua pembangunan yang berorientasi dalam kependudukan," lugasnya.

Ditemui secara terpisah,  mahasiswa FISIP Untag Banyuwangi pelaksana MS, mengaku mendukung program MS. Karena selain sebagai bentuk pengabdian kepada almamater, program ini juga merupakan bentuk pendampingan langsung kepada masyarakat. "Selain survei kita juga lakukan pendampingan dan pemberdayaan kualitas perempuan untuk menjadi ibu mandiri. Sehingga bisa ikut ciptakan keluarga kecil sejahtera dan bahagia.[ ded/sj/wpA/narto]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar